PETA merupakan singkatan dari Pembela Tanah Air yang menjadi tentara sukarelawan. PETA dibentuk langsung oleh pemerintahan Jepang ketika menguasai bangsa kita ini di tahun 1942 sampai 1945.
PETA menjadi suatu hal yang sangat penting demi melindungi kemerdekaan Indonesia, walaupun awalnya dibentuk untuk membantu perlawanan Jepang pada peperangan Asia Timur Raya. Tentara PETA dapat disebut sebagai TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Lalu, bagaimanakah sejarah dari panglima besar dari TKR ini? Nah, untuk menambah wawasan Anda, berikut ini sudah kami sajikan ulasan tentang panglima besar TKR, yaitu sebagai berikut.
Table of Contents
TogglePanglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
Supriyadi merupakan komandan PETA sekaligus pemimpin tertinggi TKR yang dipilih oleh Presiden Soekarno pada 6 Oktober 1945. Akan tetapi, Supriyadi sendiri tidak pernah muncul dalam menduduki jabatannya. Akhirnya pada 12 November 1945 , TKR mengadakan suatu rapat yang diberi nama Konferensi TKR.
Rapat tersebut dihadiri oleh para komandan resimen, panglima-panglima divisi serta tokoh penting yaitu Paku Buwono XII, Paku Alam VIII, Mangkunegoro VIII dan Hamengku Buwono IX. Pada konferensi pemilihan panglima, semua memilih Soedirman sebagai pemimpin TKR tertinggi atau panglima besar TKR.
Jenderal Soedirman resmi menjadi pemimpin tertinggi TKR pada tanggal 12 November yang kemudian menjadi panglima besar TKR pada 18 Desember 1945. Karir militer Jenderal Soedirman sangatlah bagus sehingga beliau mendapatkan pangkat jenderal panglima besar TKR. Beliau diangkat menjadi panglima besar ketika baru berusia 29 tahun.
Kisah Sebelum Menjadi Panglima Besar
Soedirman merupakan seorang perwira tinggi di negara Indonesia di masa Revolusi Nasional Indonesia. Beliau menjadi panglima besar TKR yang pertama dan merupakan tokoh yang sangat dihormati oleh seluruh rakyat Indonesia. Soedirman sejak kecil sudah terlatih hidup mandiri dan sangat aktif dalam mencari ilmu terutama ekstrakurikuler.
Ketika mulai beranjak dewasa, beliau mulai menunjukan keterampilannya dalam berorganisisi dan kepemimpinan. Di kala itu, Soedirman juga terkenal menjadi seseorang yang sangat taat beribadah.
Seiring berjalannya waktu, ia bergabung menjadi tentara PETA (Pembela Tanah Air) dan menjabat menjadi komandan. Selama Soedirman menjabat menjadi komandan, beliau menciptakan perlawanan namun akhirnya ditangkap dan diasingkan ke Bogor.
Pada 17 Agustus 1945 yaitu pada saat bangsa ini memproklamasikan kemerdekaannya, Soedirman berusaha meloloskan diri. Dengan strateginya, beliau berhasil lolos dari pusat penahanan yang kemudian melakukan perjalanan ke Jakarta demi bertemu dengan Soekarno.
Meskipun mereka berhasil meloloskan, sebenarnya sebelumnya terjadi perdebatan beliau dengan pasukannya yang mana pasukannya akan menyerang dari dalam. Akan tetapi, pendapat pasukannya dibantah oleh Soedirman dengan alasan yang sangat bijaksana yaitu jika penyerangan tersebut dilakukan, maka banyak korban yang menderita karena jumlah pasukan musuh tidak sebanding dengan mereka yang artinya sulit untuk meloloskan diri.
Disaat beliau tiba, Soedirman langsung diberikan tugas guna melakukan pengawasan terhadap penyerahan diri tentara Jepang di wilayah Banyumas. Oerip Soemohardjo selaku panglima sementara, ia pun mengangkat pasukan Soedirman sebagai Divisi V dan Soedirman lah yang menjadi penanggung jawab atas proses pengawasan tersebut.
Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya bahwa pada 12 November 1945, terdapat pemilihan untuk menjadi panglima besar TKR dan Soedirman lah yang terpilih sebagai panglima besar TKR ini. Sementara Oerip selaku yang sudah aktif di militer dari dulu menjadi kepala staf.
Perlu Anda ketahui, dikala Soedirman menunggu hasil pengangkatan, beliau mengerahkah pasukannya untuk malakukan perlawanan dengan Belanda dan Inggris yang berada di Ambarawa. Peperangan tersebut dimenangkan oleh pasukan Soedirman yang tentunya menjadikan seluruh rakyat semakin menghormatinya.
Hingga pengangkatan panglima besar TKR pun tiba, Soedirman telah resmi pada tanggal 18 Desember. Dari peristiwa tersebut, seluruh rakyat sangatlah mendukung dan menjadikan semakin tingginya dukungan rakyat untuk Soedirman.
Demikianlah ulasan yang membahas tentang panglima besar tentara keamanan rakyat (PETA). Perlu Anda ketahui, terpilihnya Jenderal Soedirman didasari oleh pengalamannya yang sangat banyak sehingga membuatnya tidak kesulitan untuk terpilih sebagai panglima besar. Pasalnya, banyak pencapaian yang diraih oleh beliau semasa penjajahan. Di sisi lain, Jenderal Soedirman dapat terpilih bukanlah pendidikannya yang tinggi dalam akademi militer, melainkan karena keberanian dan mampu mengarahkan pasukannya melakukan perlawanan.