Di sudut lampu merah perempatan Cibaduyut, seorang pemuda berlumur cat perak berdiri tegap meski matahari sudah mulai tenggelam. Ia adalah Arul, manusia silver, yang saban hari menghibur para pengendara dengan gerak kaku dan senyum penuh harap.
Hari itu sepi. Hanya segelintir pengendara yang memberi recehan. Ketika Arul menghitung isi kalengnya di bawah jembatan layang, hasilnya cuma Rp 12 ribu. “Cuma segini...” gumamnya sambil menatap langit yang mulai gelap.
Ia tak punya cukup uang buat makan, apalagi beli beras. Tapi di sakunya, masih ada satu hal: HP jadul Android dengan paket data tersisa 400 MB.
Dalam kebingungan, Arul membuka aplikasi lama yang dulu sering ia coba-coba: game slot bernama Gates of Olympus, atau yang sering disebutnya “Kakek Zeus”.
Ia top-up pulsa terakhirnya — Rp 12 ribu — ke e-wallet, lalu masuk ke game.
Ia memilih bet kecil, Rp 200 per spin, dan mulai bermain pelan-pelan. Beberapa spin pertama sepi. Tapi di putaran ke-17
Tiba-tiba, layar bergetar.
💥 SCATTER! SCATTER! SCATTER! SCATTER! 💥
✅ FREE SPINS ACTIVATED!
Arul menggenggam HP-nya erat. Tangan penuh cat perak kini gemetar bukan karena dingin, tapi karena harapan yang kembali menyala.
Di dalam free spin, petir mulai jatuh dari langit. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali:
Arul bengong. Hampir tak percaya. Ia menang… sembilan juta lebih, dari modal yang bahkan tak cukup beli nasi padang.
Keesokan harinya, Arul tak lagi tampil sebagai manusia silver. Ia beli kaos bersih, sepatu bekas yang layak, dan... menyewa gerobak.
Dari pengamen silver, ia berubah jadi penjual minuman keliling. Modal dari uang kemenangan ia putar perlahan, bukan di game, tapi di dunia nyata.